“Budidaya
Ikan Gurame “Metak”, Progresif Perekonomiam Masyarakat Telaga Ngebel”
Saat
ini obyek wisata di Kabupaten Ponorogo sudah semakin beragam, selain Tari Reog
Ponorogo yang menjadi suatu simbol Kabupaten tersebut, baru-baru ini Telaga
Ngebel yang terletak di sebelah timur Kabupaten Ponorogo tepatnya di Kecamatan
Ngebel pun telah menjadi salah satu aset penghasilan Kabupaten Ponorogo.
Seiring berkembangnya jaman kini Telaga Ngebel telah berubah menjadi obyek
wisata yang bagus untuk dikunjungi baik oleh masyarakat sekitar Kabupaten
Ponorogo maupun masyarakat luar kota. Di akhir pekan atau di hari libur
nasional maupun liburan semester
biasanya Telaga Ngebel menjadi tempat destinasi yang pasti di kunjungi
masyarakat. Selain Telaga Ngebel tempatnya masih sangat asri, di sana telah
banyak dibudidayaan ikan nila di sekitar telaga dengan metode tambak.
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Rumusan
Tujuan
Tujuan pembuatan modul ini adalah untuk memudahkan
para pembaca untuk membudidayakan ikan khususnya ikan gurami dengan menggunakan
motode tambak “METAK”. Membudidayakan disini maksutnya ialah ketika mereka mulai
membuat tambak, memilih benih ikan yang bagus, pemberian makanan pada ikan,
pemanenan hingga sampai proses penjualan ikan. Modul ini tentunya sangat
membantu masyarakat di daerah Ponorogo khususnya untuk meningkatkan hasil
ekonominya di bidang perikanan. Karena sebagian besar wilayah di Ponorogo
memiliki asset yang bermanfaat salah satunya dapat di gunakan sebagai tambak
ikan. Untuk dijadikan dasar, agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam
membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar,khususnya ikan gurami.
II.
Kerangka
Topik
Sebenarnya
pembudidayaan ikan nila ini sudah berlangsung lama bahkan telah turun-temurun
menjadi mata pencaharian masyarakat, khususnya masyarakat Telaga Ngebel. Akan
tetapi biaya yang dibutuhkan untuk pembudidayaan dan hasil yang di dapat
tidaklah berbeda jauh sehingga mengakibatkan petani ikan nila tersebut pun
sulit untuk mengembangkan usahanya. Selain itu banyak faktor lain yang juga
menjadi hambatan para petani ikan ini. Secara internal maupun eksternal
mayarakat sekitar mengalami berbagai kendala di dalam pembudidayaan ikan nila.
Secara internal mereka hanya asal-asalan sehingga pembudidayaan ikan nila
tersebut sulit untuk menghasilkan ikan nila yang bermutu tinggi. Sedangkan
secara eksternal dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Telaga Ngebel
membuat warga sekitar atau orang luar khususnya yang tidak membudidayakan ikan
nila, memberikan hiburan-hiburan lain
bagi wisatawan, seperti kapal jet maupun perahu yang megelilingi telaga
tersebut.
Dengan
banyaknya permasalahan yang complicated
(rumit) tersebut, seharusnya masyarakat menjadi lebih produktif dalam
membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar, dan salah satu ikan yang cukup
mudah dan menghasilkan harga yang cukup fantastis untuk di jual di pasaran
adalah budidaya ikan gurame. Metode pelatihan budidaya ikan Gurame Metak atau
metode tambak sepertinya merupakan hal baru yang belum pernah ada di Telaga
Ngebel sebelumnya. Metode baru yang cukup efektif untuk diterapkan. Banyak
faktor yang dapat dipertimbangkan para petani apabila mereka ingin beralih
dengan pembudidayaan ikan nila ke ikan gurame.
Faktor-faktor
tersebut antara lain: 1. Apabila dibandingkan dengan ikan nila harga bibit ikan
gurame jauh lebih terjangkau serta ketika panen ukuran ikan gurame siap konsumsi
pun juga sedikit lebih berat. 2. Dari sisi pembudidayaan, antara ikan nila dan
ikan gurame cara mengembangkan dan membudidayakan ikan tersebut pun tidak jauh
berbeda sehingga petani tidak perlu melakukan pelatihan-pelatihan khusus dalam
pembudidayaannya. 3. Permintaan akan ikan gurame di Indonesia dari tahun ke
tahun cendrung meningkat, hal ini dapat dibuktikan dengan melonjaknya harga
ikan tersebut dipasaran bahkan untuk wilayah perkotaan distribusi ikan gurame
harus di datangkan dari pelosok-pelosok nusantara. Pemdudayaan ikan memang
harus disesuaikan berbagai aspek, dan mekanisme kerja yang efektif. Bardasarkan
latar belakang itulah, kami ingin mengadakan pelatihan khususnya bagi
pembudidaya ikan gurame di daerah sekitar Telaga Ngebel. Yang mana dengan adanya
pelatihan pembudidayaan ikan gurame ini, akan lebih memberikan kontribusi
khususnya dalam bidang ekonomi, karena memang Telaga Ngebel merupakan tempat
yang potensial untuk pembudidayaan ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
III.
Deskripsi
dan Prasyarat Belajar
Metode yang digunakan dalam
pelatihan pembudidayaan ikan gurame adalah sebagai berikut:
6.1
Tahap
Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk
menciptakan komunikasi serta dialog dengan masyarakat untuk meningkatkan
tentang pengertian masyarakat tentang cara membudidayakan ikan nila melalui
metode tambak. Tahap sosialisasi ini meru-pakan tahap yang sangat penting,
sebab untuk meyakinkan masyarakat agar mereka bersedia untuk menerima dan
mengimplementasikan langkah-langkah efektif dalam membudidayakan ikan gurame.
Tahap dan metode sosialisasi ini
meliputi: Pertemuan formal dengan aparat Desa setempat, pertemuan formal dengan
masyarakat maupun pertemuan informal dengan masyarakat setempat baik itu
kunjungan rumah, diskusi kelompok maupun berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat.
6.2
Tahap Pelaksanaan
a)
Di dalam tahap
pelaksanaan ini masyarakat di model-model pelatihan pembudidayaan ikan gurame
dengan metode tambak. Dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
Ø Persiapan
Pembuatan Tambak
Jenis tambak yang ideal untuk pemeliharaan ikan gurame yaitu kedalaman tambak sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan
tingkat kesuburan tambak dimana
kedalaman tambak berpengaruh pada masuknya sinar
matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga
menyebabkan terse-dianya makanan alami bagi ikan dalam tambak. Sehingga
ekosistem ikan nila akan tetap terpelihara dengan baik.
Ø Penebaran
Benih
Ciri-ciri benih yang baik adalah
yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang
dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih.
Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada
larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2
hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan
aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga
air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan
benih dikeluarkan. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
sebelum penebaran benih adalah :
a)
Benih ikan Gurame harus dipilih yg
sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit & tdk cacat. Setelah itu, benih
ikan baru dimasukkan ke dlm kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba
(sistem terbuka).
b)
Air yg dipakai media pengangkutan
harus bersih, sehat, bebas hama & penyakit serta bahan organik lainya.
c)
Sebelum diangkut benih ikan harus
diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yg
berisi air bersih & dengan aerasi yg baik. Bak pemberokan dapat dibuat
dengan ukuran 1mx1m atau 2mx0,5m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5cm. Jumlah
benih dlm pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Ø Pemberian
Pakan
Jenis pakan yang baik berupa
pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan
tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah
diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh
ikan.
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yg dapat diatur gizinya, namun di daerah
yg agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yg sangat baik
untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon,
genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan
yg teratur dengan kualitas dan kuantitas yg tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yg sehat dan terjamin
makanannya dapat dipisahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah
pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan
dengan bahan kimia & pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan
1 kali dlm setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami
bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam
dikeringkan. Pada saat ini pupuk yg diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5
kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai
ketinggian 10 cm & dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan
dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak
500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan
merata ke setiap dasar & sudut kolam.
Ø
Pemanenan
Di dalam tahap pemanenan ini terdapat dua tahap yang harus selalu
diperhatikan oleh petani ikan Gurame. Tahapan itu antara lain sebagai berikut
ini :
a)
Penangkapan
Pemanenan
benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan
air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah
jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan
membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat
baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan hasil
pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen.
Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2
tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk
ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor.
Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5
kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit,
penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat
menyebabkan ikan terluka.
b)
Pembersihan
Setelah
air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan
dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame
saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan,
harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan
selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar.
Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
Ø
Pemasaran
Potensi pasar untuk ikan nila
masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila
yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi
semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat
Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam peman-cingan ikan, pasar-pasar
tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.
Pemasaran
benih ikan dan ikan gurami konsumsi dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Pada jalur pemasaran benih, pemasaran secara langsung dilakukan oleh
petani pembenih kepada petani pembesar ikan, sedangkan pada jalur pemasaran
ikan gurami konsumsi dilakukan oleh petani pembesar kepada konsumen akhir
(misalnya konsumen rumah tangga di pasar). Pemasaran tidak langsung dilakukan
melalui lembaga perantara (pengepul, bandar, pedagang besar dan pengecer). Pola
distribusi secara tidak langsung bervariasi dapat menggunakan satu sampai empat
lembaga perantara. Sehingga, karena pada setiap cabang pemasaran pelaku
mengambil keuntungan, maka dengan semakin panjangnya jalur distribusi pemasaran
mengakibatkan harga ikan gurami yang diterima konsumen akhir menjadi semakin
tinggi.
a)
Pemasaran
benih
Benih yang dihasilkan oleh pendeder dapat langsung di jual kepada pembesar
ikan yang menjadi langganannya secara langsung atau melalui pedagang parantara.
Penjualan benih biasanya disertai jaminan terhadap resiko kematian selama
beberapa waktu tertentu (biasanya 1 sampai dengan 2 minggu), tergantung
kesepakatan antara pembeli dengan penjual. Transaksi penjualan benih dapat
dilakukan di pasar ikan atau di kolam ikan. Biasanya permintaan benih meningkat
setelah hari raya yaitu untuk memenuhi kebutuhan benih yang akan dibesarkan
setelah ikan gurami ukuran konsumsi habis di panen untuk hari raya.
b)
Pemasaran
gurami konsumsi
Ikan gurami konsumsi di jual dari pembudidaya kepada pedagang pengumpul
untuk selanjutnya di jual kepada pengecer yang diteruskan kepada konsumen
akhir. Namun demikian ada kalanya pembudidaya ikan langsung menjual kepada
konsumen akhir. Biasanya penjualan ikan gurami konsumsi meningkat pada saat
perayaan hari-hari besar
6.2
Tahap
Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap
akhir yang diperlukan untuk dijadikan parameter pelaksanaan program ini.
Sehingga dengan adanya tahap evaluasi ini dapat diketahui kendala-kendala apa
saja yang menjadi hambatan selama pelaksanaan program pelatihan budidaya ikan
nila ini. Sehingga untuk bekerlanjutannya dapat meminimalisir berbagai kendala
tersebut.
IV.
Manfaat
Metode
Modul
pembudidayaan ikan gurame merupakan modul baru yang diharapkan dapat
meningkatkan produktifitas masyarakat Telaga Ngebel. Dengan adanya inovasi ini
menjadikan masyarakat memperoleh soft-skill
dalam bidang pembudidayaan ikan gurame. Sehingga yang pada akhirnya dapat
menjadikan Telaga Ngebel menjadi salah satu distributor ikan terbesar di
kabu-paten Ponorogo.
V.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode
a.
Kelebihan
§ Meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar khususnya pembudidaya ikan nila dan eksplorasi
wilayah tambak.
§ Semakin
banyaknya pembudidaya ikan nila dari kalangan masyarakat sekitar telaga Ngebel.
§ Tingkat
permintaan konsumsi ikan nila semakin meningkat di pasaran
§ Menjadikan
Telaga Ngebel menjadi salah satu distribusi ikan nila terbesar di Kabupaten
Ponorogo.
b.
Kekurangan
§
Dalam
proses distribusi masih mengalami kendala, yang menjadikan minat konsumen
rendah.
§
Proses
pemasaran cenderung mengalami pasang surut.
§
Terkadang
pemesanan benih tidak sesui dengan harapan.
§
Rawan
terhadap pencemaran air di lingkungan tambak.
VI.
Tugas
dan Latihan
Hal
yang harus dilakukan pembaca setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut.
1. Langkah-langkah
pembuatan tambak!
2. Teknik
penebaran benih!
3. Cara
pemberian pakan!
4. Teknik
pemanenan!
5. Cara
pemasaran hasil panen!
TINJAUAN PUSTAKA
Dani, Abdul R dan Sutjiati. 1985. Ekologi Ikan.
Fakultas Perikanan UniversitasBrawijaya. Malang.
Fauran, Hendry A.
2009. Aspek Biologi Pertumbuhan, Reproduksi dan Kebiasaan
Makan Ikan Selar Kuning (Caranx Leptolepsis). Departemen sumber daya perikananFakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hadie, Wartono dan J.Cupriatna. 1984. Pengembangan Udang Galah dalam Hatcherydan
Budidaya. Kansius. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar